Minggu, 08 November 2009

Almarhum Puri & Ibuku...


31 oktober lalu, sehabis memposting tulisan tentang bank syariah (iB Blogger Competition), tak berapa lama terus saya shutdown laptopku . sekitar setengah jam kemudian kembali buka kompasiana dengan perangkat mobile-ku ( myO2XdaII) buat ngecek postinganku gimana nasibna, apa sudah ada yang baca atau belum. Syukurlah waktu itu postinganku oleh admin kompasiana di muat di headline. Terlebih lagi sudah di tambahkan gambar/image dari admin. Dengan rasa sedikit heran dan senang karena postinganku bisa jadi headline, entah apa pertimbangan admin, padahal saya masih anak bawang dalam hal dunia penulisan dan juga barusan bergabung di kompasiana. Makasih atas apresiasi dan sampai agak merepotkan admin buat tambahkan gambar (image).


Di headline berikutna ada juga tulisan Kang Pepih, sebagai admin dan penulis teraktif di kompasiana. Buatku selalu menarik untuk dibaca dan mungkin agak berlebihan bila ada tulisan kang pepih di kompasiana rasana kurang afdol melewatkan tanpa melihat/membacana. Dari tulisan Kang Pepih mengenai ajakan menulis tentang almarhum Puri. Saya terus bertanya dalam hati siapakah almarhum si Puri itu ?. Dengan rasa penasaran akhir kubaca isi tulisan Kang Pepih mari-menulis-buat-almarhumah-puri. Dalam tulisanna dia bercerita tentang kepergian adik Puri akibat penyakit kanker payudara. Baru aku tahu setelah di dalam tulisan tersebut di sebut tulisan sususiji*. sambil melanjutkan membaca tulisan tak terasa ada mata ku berkaca2, sama beberapa jam lalu waktu menghadiri prosesi pemakaman salah seorang sesepuh yang sudah di kampung kami. Semoga adik Puri dan orang tua kami di terima di sisi-Nya. Amien…


Seperti biasana di saat kumpul2 sama keluarga, kami sharing dan cerita2. saat itu saya cerita kepada istriku tentang kematian seorang kompasianer akibat kanker payudara. Menyambung cerita saya dia pun lantas mengenang adiknya yang juga sudah sembuh dari gejala awal kanker payudara. Saya pun juga teringat beberapa bulan lalu adik saya sendiri juga habis operasi pengangkatan tumor di payudarana. Dari cerita2 tentang kanker payudara, tiba2 istriku juga mengatakan bahwa pernah ibu saya mengeluh di bagian dada/payudara dan bahkan bahkan katana pernah mengeluarkan sejenis narah bercampur darah. betapa kagetna saya, mmbayangkan gimana rasana menanggung rasa sakit seperti adik Puri. Besok saya pun mngunjungi ibuku tuk mengkorfirmiasi apa sakit di payudarana masih mengeluarkn sejenis nanah. Namun syukurlah ibuku bilang , “Nak, dulu memang tapi setelah periksa ke dokter dan di kasih obat, sekarang sudah tidak lagi mengeluarkan nanah campur darah dan bahkan beberapa kali sudah di periksakan di rumah sakit gejala2 kanker payudarana sudah tidak ada.


Sengaja saya menuliskan akhiran –nya dengan –na, ini sebagai bentuk apresiasi buat almarhum adik Puri, seperti pada tulisan2na . Pada tulisan ini saya juga mengajak kepada kompasianer yang sudah pernah menuliskan tentang adik Puri dengan menyematkan pita merah jambu (pink ribbon) pada foto profilna. Seperti yang sudah saya lakukan pada foto profilku. 


Mohon maaf pada gambar/image saya menambahkan pink ribbon, pada foto Kang Pepih, Om Jay, Mas Nurullah, Bung Prayitno dan Pak Dr. Anugrah…


Chayoo ^-^……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar