Minggu, 29 November 2009

Sembelih Sifat Binatangmu !



Hari jumat kemarin, bagi ummat muslim sedunia sedang merayakan hari raya idul adha 1430 H. Pagi-pagi, setiap orang yang mengaku beriman dalam Islam berbodong-bondong ke tempat pelaksanaan shalat Idul Adha dan siangnya dilanjutkan shalat Jumat berjamaah di masjid-masjid. Di hari itu jutaan kaum Muslimin di seluruh dunia secara bersamaan mengucapkan Takbir, Tahmid dan Tahlil.

Hari raya Idul Adha atau kadang di sebut hari raya kurban. Di hari itu, di negara Saudi Arabia sana tepatnya di padang arafah jutaan  ummat muslim dari berbagai negara yang melaksanakan ibadah Haji sedang berpanas-panas ria sambil wukuf sebagai ibadah penutup.

Sama juga dengan ummat muslim di seluruh dunia secara berjamaah berpanas-panas ria di tanah lapang beralaskan tikar dan koran-koran bekas. Kecuali bila di tempat2 yang kebetulan hujan, berjamaahnya di masjid-masjid. Mereka tak peduli dengan panasnya terik surya pagi. Semua menikmati  panasnya sang matahari pagi dengan khusu’, sekhusu’ dalam shalat iednya dan khutbah idul adha. Selain harapan akan pahala dari yang Maha Pencipta juga mendapatkan asupan vitamin D sang surya pagi yang menurut kesehatan baik untuk tulang.

Disisi lain kawanan binatang-binatang kurban, sapi dan kambing menunggu di tambatannya siap untuk di sembelih. Tapi terkadang ada juga yang kabur, mungkin tahu mau di sembelih. Ada jutaan hewan kurban di seluruh penjuru dunia  menanti untuk di sembelih dengan sebilah pisau tajam.

Antrian mustahik [kaum dhuafa] menanti pembagian dari hewan yang telah disembelih. Mungkin hanya hari ini mereka  menyantap daging dengan bermacam2 olahan sekali setahun. mereka akan menyantap hidangan dari olahan daging yang tak ada bedanya dengan makanan orang kaya yang dermawan maupun yang bakhil sehari-hari.

Dengan berkurban di hari Ied, semoga jadi semangat untuk tidak meng”kambing hitam-kan” dan meng”sapi-perahkan” SESAMA KITA.

Mari Sembelih sifat ke”binatangan” kita.

Selamat hari raya idul adha 1430 H.

Jumat, 27 November 2009

Keheranan Bupati Luwu Timur sama Jurnalis Kompas !



bupati luwu timur heran sewaktu bertemu jurnalis kompas yang berkunjung ke luwu timur. herannya karena jurnalis kompas mengatakan mereka mengenal luwu timur dari berita2 dari kompasiana.

di kompasiana ini memang ada beberapa artikel baik reporotase maupun artikel yang memberitakan perkembangan situasi terkini di luwu raya, termasuk luwu timur. ada berita mengenai politik, wisata, sosbud, dll.

berita2 tentang luwuraya termasuk luwu timur di posting dari kompasianers, baik yang berdarah luwu dan pemerhati masalah ke luwu-an, baik itu yang berdomisili di wilayah luwuraya (luwu, kotif palopo, luwu utara dan luwu timur) maupun di luar wilayah luwuraya. salah satu kompasianer yang aktif memberitakan dengan mengakomodasi berita2 seputar luwuraya di koordinir melalui kompasianer bernama bung asa (andy syoekry amal) melalui luwurayanews.




keheranan bupati luwu timur ini disampaikan/ditanyakan kepada salah seorang kompasianer bernama a. yayath pangerang, yang kebetulan kemenakan bupati luwu timur. kata bupati ini siapa yang memberitakan mengenai wilayah ini? tanyanya heran.  ” teman2 yang dari wilayah luwuraya telah bergabung pada blog citizen jurnalist bernama kompasiana” jawabnya.

Keterangan gambar :
1. Bupati Luwu Timur, ke-4 dari kanan.
2. DAM Larona (PLTA) PT. INCO, di Luwu Timur.
3. DAM Balambano (PLTA) PT. INCO, di Luwu Timur.

Rabu, 25 November 2009

Polisi dan Binatang


suatu sore, sambil minum kopi ditemani sebatang rokok saya melihat ayam2 berkeliaran dekat gundukan sampah tak seberapa dari arah depanku. baru kali ini lagi saya berkesempatan melihat ayam2 tetangga berkeliaran mengais2 sisa makanan dan serangga2 kecil di tumpukan sampah itu. Tak tega juga melihat ayam2 itu cuma mengais2, saya kemudian mengambil beberapa genggam beras. sambil menawarkan beras di tanganku dan memanggil kur..kur...kur, ayam2 itu pada berlarian ke arahku. terlihat ayam2 mematuk/makan beras yang kuberikan dengan lahapnya.

memperhatikan ayam2 itu makan melahap habis beras yang kuberikan, teringat pelajaran biologi tentang rantai makanan dan teman saya yang sekarang entah dimana ? teman ini adalah seorang akan bertugas di daerah saya. perkenalanku dengannya berkat teman kuliah. saya yang di minta untuk membantu mencarikan rumah kos. sebelum dapat kost-an yang cocok saya menawarkan kamarku sebagai tempat sementara sambil cari2 rumah kost.


tentang rantai makanan ini masih ada ingatan sedikit. dalam pelajaran biologi tentang rantai makanan ini, adalah proses saling keterkaitan antar mahluk hidup dgn mahluk hidup lainnya dalam makan memakan. ada yang menjadi produsen, konsumen I, konsumen II. untuk contoh kasus diatas adalah ayam sebagai konsumen dan serangga sebagai produsen. kalau kasus seperti yang pernah nonton di tv, ada ular yang makan kambing bulat2 maka ular sebagai konsumen dan kambing sebagi produsen.

malam2 nginap dikamarku, kita saling kenal. biasalah tanya yang standar2, tanya nama, asal/suku dan yang remeh temeh lainya. dari ngobrol2 malam itu ternyata dia adalah seorang polisi bertugas di mapolres bagian reskrim dikota saya. dia seorang perwira lulusan akpol dengan pangkat 2 balok. malam2 selama sekitar seminggu nginap di kamarku, saya dapat pengetahuan tentang beberapa bahasa2 slang di kepolisian, seperti 86, dititipkan,ATK, rembang pati (rp), dll.

sekali waktu saya mengajak jalan2 teman ini untuk melihat situasi kotaku, tak disangka waktu itu ada swepping oleh polisi lalu lintas. waktu itu kami bisa lolos dari tilang pak polisi karena kelengkapan dan surat2 motorku oke. mungkin dari pengalaman berhubungan dengan polisi lalulintas sebelumnya, jadinya kelengkapan motorku dilengkapi. pelanggarannya seperti sim mati, stnk terlupa, pajak belum bayar, kaca spion tdk ada, suara knalpot gaduh, dll.

ada pengalaman yang tak bisa terlupakan sampai sekarang. sewaktu masih kuliah, pernah karena cuma suara motorku yang berisik sampai kena pasal suara gaduh, kena tilang. tapi berhubung, isi kantong tinggal uang seribu 3 lembar, saya berterus terang uang cuma segitu. pak polisi juga mengerti kalo keuangan mahasiswa, jadinya pak polisi memanggil saya masuk ke warung coto pinggir jalan. pak polisi bilang setor saja berapa2 disitu, terjadilah transaksi dibawah meja warung. dengan perasaan lega sekaligus jengkel saya melanjutkan perjalananku. Dalam hati saya berpikir, mau juga terima uang yang nilainya relatif kecil [rp. 3000].

pengalaman ini kemudian saya ceritakan sama temanku, kata dia kadang citra polisi jelek karena ulah polisi lalu lintas di jalan. Teman polisi juga bilang "memang kalau polisi lalu lintas itu rejekinya, rejeki ayam". lantas "kalau polisi reskrim rejeki apa mas ?" tanyaku kemudian. dia jawab "rejeki ular".


sekarang status reskrim sudah berevolusi menjadi "buaya". entah siapa yang menjadi produsennya, mungkinkah anggodo ? sebagai buaya [konsumen], siapa ?
SALAM PAKIA...

Minggu, 08 November 2009

Almarhum Puri & Ibuku...


31 oktober lalu, sehabis memposting tulisan tentang bank syariah (iB Blogger Competition), tak berapa lama terus saya shutdown laptopku . sekitar setengah jam kemudian kembali buka kompasiana dengan perangkat mobile-ku ( myO2XdaII) buat ngecek postinganku gimana nasibna, apa sudah ada yang baca atau belum. Syukurlah waktu itu postinganku oleh admin kompasiana di muat di headline. Terlebih lagi sudah di tambahkan gambar/image dari admin. Dengan rasa sedikit heran dan senang karena postinganku bisa jadi headline, entah apa pertimbangan admin, padahal saya masih anak bawang dalam hal dunia penulisan dan juga barusan bergabung di kompasiana. Makasih atas apresiasi dan sampai agak merepotkan admin buat tambahkan gambar (image).


Di headline berikutna ada juga tulisan Kang Pepih, sebagai admin dan penulis teraktif di kompasiana. Buatku selalu menarik untuk dibaca dan mungkin agak berlebihan bila ada tulisan kang pepih di kompasiana rasana kurang afdol melewatkan tanpa melihat/membacana. Dari tulisan Kang Pepih mengenai ajakan menulis tentang almarhum Puri. Saya terus bertanya dalam hati siapakah almarhum si Puri itu ?. Dengan rasa penasaran akhir kubaca isi tulisan Kang Pepih mari-menulis-buat-almarhumah-puri. Dalam tulisanna dia bercerita tentang kepergian adik Puri akibat penyakit kanker payudara. Baru aku tahu setelah di dalam tulisan tersebut di sebut tulisan sususiji*. sambil melanjutkan membaca tulisan tak terasa ada mata ku berkaca2, sama beberapa jam lalu waktu menghadiri prosesi pemakaman salah seorang sesepuh yang sudah di kampung kami. Semoga adik Puri dan orang tua kami di terima di sisi-Nya. Amien…


Seperti biasana di saat kumpul2 sama keluarga, kami sharing dan cerita2. saat itu saya cerita kepada istriku tentang kematian seorang kompasianer akibat kanker payudara. Menyambung cerita saya dia pun lantas mengenang adiknya yang juga sudah sembuh dari gejala awal kanker payudara. Saya pun juga teringat beberapa bulan lalu adik saya sendiri juga habis operasi pengangkatan tumor di payudarana. Dari cerita2 tentang kanker payudara, tiba2 istriku juga mengatakan bahwa pernah ibu saya mengeluh di bagian dada/payudara dan bahkan bahkan katana pernah mengeluarkan sejenis narah bercampur darah. betapa kagetna saya, mmbayangkan gimana rasana menanggung rasa sakit seperti adik Puri. Besok saya pun mngunjungi ibuku tuk mengkorfirmiasi apa sakit di payudarana masih mengeluarkn sejenis nanah. Namun syukurlah ibuku bilang , “Nak, dulu memang tapi setelah periksa ke dokter dan di kasih obat, sekarang sudah tidak lagi mengeluarkan nanah campur darah dan bahkan beberapa kali sudah di periksakan di rumah sakit gejala2 kanker payudarana sudah tidak ada.


Sengaja saya menuliskan akhiran –nya dengan –na, ini sebagai bentuk apresiasi buat almarhum adik Puri, seperti pada tulisan2na . Pada tulisan ini saya juga mengajak kepada kompasianer yang sudah pernah menuliskan tentang adik Puri dengan menyematkan pita merah jambu (pink ribbon) pada foto profilna. Seperti yang sudah saya lakukan pada foto profilku. 


Mohon maaf pada gambar/image saya menambahkan pink ribbon, pada foto Kang Pepih, Om Jay, Mas Nurullah, Bung Prayitno dan Pak Dr. Anugrah…


Chayoo ^-^……..