Selasa, 30 Agustus 2011

Petasan di Malam Takbiran ( Batal )

Kembang Api
Sehari sebelum ied fitri (asumsi 30/8/2011) teman-teman yang hobi bakar petasan sudah menyiapkan petasannya. Petasan di simpan dulu, tunggu malam takbiran. Pas malam takbiran baru aksi bakar2 petasan baru di mulai. Begitupun properti takbiran, seperti miniatur masjid jauh2 hari sudah di bangun lalu di dekor.

Sehabis buka puasa/salat magrib suasana sedikit hening. Tak berapa lama suara gelegar suara sudah kedengaran saling sahutan. Bunga2 api dari berbagai macam jenis petasan menghiasi langit. Membentuk bagai lukisan langit. Mulai dari petasan harga sepeluh ribuan sampai harga ratusan ribu. Seakan menyaingi kemerlap bintang di langit.

 Saling bersahutan di udara, mulai bunyi keras sampai yang paling keras bergemuruh dan membentuk kembang api. Semakin kencang suara dan hasil kembang api terlihat cantik di langit menandakan harganya semakin mahal. 

Saya cuma geleng2 kepala dan tak habis pikir petasan yang mahalnya sampai ratusan ribu sebiji/paketnya ludes terbakar habis  dalam sekejap cuma menyisahkan asap. Dan biasanya setiap pehobi petasan punya lebih dari satu biji/paket petasan. Coba kita kalikan saja nilainya bisa sampai jutaan. Gimana kalo uang beli petasan di beri kepada orang yang kurang mampu buat beli pakaian baru , pahala pasti berlimpah di sisi Allah SWT.

Malam tadi saat sidang itsbat buat putusan kapan jatuh 1 Syawal 1432 H, petasan masih terus berbalas-balasan. Padahal malam tadi belum tentu/pasti malam takbiran.

Usai sidang Itsbat, keputusan sudah dibacakan. Lebaran jatuh pada hari rabu (31/8/2011).
Seiring pengumuman itu sahutan suara petasan sayup-sayup lengang. Cuma sesekali saja ada yang menyalakan petasannya. Malam takbiran pun batal malam ini.

Saya cuma tersenyum2 sambil tunggu bunyi petasan selanjutnya namun tak ada lagi kedengaran. Saya masih puasa besok, Rabu baru Lebarannya. 

Taqabbalallahu wa minkum, mohon maaf lahir batin. Happy Ied Fitri 1432 H.

Gambar ambil di sini

Senin, 22 Agustus 2011

Pappabuka bukan Papa Buka

Banyak cerita yang bisa diceritakan di bulan puasa ini. Cerita saat taraweh, sahuran sampai buka puasa dan cerita2 lain di bulan ramadhan ini.

Cerita lebih seru kalo disertai gambar/foto. Awal ramadhan saya kebetulan bersama teman mengunjungi suatu tempat. Saat azan ashar kami singgah di sebuah masjid di kampung tersebut. Daerah tersebut terpencil terletak di poros trans. Sulawesi Tengah. Dari obrolan orang yang kami dengar, ketahuan berasal dari suku bugis. Tentu saja kami bisa tahu karena saya dan teman juga orang bugis.

Sebelum memasuki masjid kami sejenak duduk di emperan. Mata saya lalu tertuju ke kertas/pengumuman di dinding luar masjid. Saya dekati karena ditulis dengan huruf2 yang kecil sehingga dari kejauhan hampir tak terbaca.

Membacanya judulnya, kemudian sejenak saya bertanya sendiri apa maksudnya ini pengumuman? Bingung saya. Penasaran juga apa maksud judulnya, saya terus membaca isi/lanjutan pengumuman. Belum selesai baca semuanya saya sudah bisa ngerti maksud judul pemgumaman itu.

Maksud di pengumuman tersebut adalah daftar nama2 yang menyiapkan hidangan berbuka di masjid kemudian panitia/pengurus masjid menuliskan ke dalam bahasa Indonesia, Papa Buka.
Dok. Pribadi
 Dalam bahasa bugis di sebut “pappabuka”. Begitulah jadinya bila bahasa daerah di tuliskan ke Indonesia. Kesannya membingungkan, bahkan kadang lucu bagi yang membacanya.

Minggu, 07 Agustus 2011

Sopir Pejabat Main Proyek

beberapa hari yang lalu atau sekitar bulan lalu, tiba ada telpon yang masuk. Nomor Hp tak ada dalam buku kontak. bila ada nomor tanpa nama yang muncul di handphoneku, biasanya menanyakan nama setelah menjawab salamnya.
dengan siapa nih?  tanyaku.
sipenelpon tak langsung menjawab, justru malah nanya ke saya/konfirmasi ” ini dengan pak (sebut nama saya)”? tanyanya.
jujur saya bilang ” iya pak”.
setelah ngobrol saya lalu kaget, persoalannya karena dia bilang ini dari kajari. di pikiran saya ada masalah apa?  seingatku saya tak punya kasus atau masalah hukum. ngobrol pun lanjut dengan menanyakan ” ada yang bisa saya bantu, pak ?”.
kita bisa ketemu di mana pak ?  pintanya.
karena saya tahu dia orang kejaksaan lalu saya bilang kita ketemu di kantor bapak saja. saya berani untuk ketemu dikantornya karena tahu saya tak punya sangkut paut pelanggaran hukum.
“jangan, jangan pak” tolak pintaku.
lalu sepakat untuk ketemu di tempat kerjaku dan tentukan waktu ketemu.
singkat cerita kita akhirnya ketemu. saat ketemu dia lalu memperkenalkan diri. ternyata memang bapak ini dari kejaksaan dan mengaku bahwa dia adalah sopir dari kepala kejari.
lantas saya ngomong sambil bercanda “bapak jangan sebut2 instansi ( kejaksaan ) kalo nelpon sebut langsung saja nama bapak”.
sambil senyum2 dia menanggapi dengan berkata gak usah kaget, santai saja mas. tak berlama-lama lalu menanyakan apa yang perlu saya bantu?
pak sopir pun menjelaskan bahwa keperluannya untuk mengambil perencanaan/gambar desain yang saya desain. kebetulan memang anggaran pekerjaan tersebut nilainya dibawah 100 juta. menurut aturannya pekerjaan tersebut tidak dilelang terbuka. sebagai perencana saya lalu koordinasi sama pihak pemberi kerja (ppk) untuk konfirmasi. ppk lalu mengiyakan untuk di berikan desain pekerjaan tersebut. habis menyerahkan desain tersebut pak sopir ini lalu permisi pulang.
beberapa hari kemudian melalui orang suruhan mendatangi saya. tujuannya sama dengan pak sopir yang lalu. menurut orang tersebut bahwa yang menyuruhnya adalah sopir dari orang nomor satu (bupati). saya juga tidak menolak memberikan desain / gambar perencanaan pekerjaan dengan lokasi yang berbeda dari sopir yang datang sebelumnya. tentu saja pak sopir sudah koordinasi sama ppk nya.
selanjutnya yang ingin saya ceritakan kalau yang datang berikutnya dengan tujuan yang sama adalah sopir yang saya tahu itu sopir wakil bupati.
menurut informasi pelaksaan pekerjaan dilapangan nanti bukan lagi si sopir itu yang melaksanakan perkerjaan. tapi pekerjaan tersebut sudah berpindah tangan kepada orang yang berminat melaksanakan. tentu dengan komitmen sekian persen dari anggarannya mereka ambil. sisa anggarannya sepintar pintarnya pelaksana yang mengelola untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. yang pasti sebisa-bisanya dapat untung dari sisa yang terpotong oleh sopir pejabat bukan buntung.